Kisah Longki dari Seorang Sopir Jadi Gubernur

Longki Djanggola

PALU, WARTAINFO.ID – Bagi Longki, jalan hidup itu adalah sesuatu yang sebagian menjadi rahasia Tuhan yang Maha Kuasa dan sebagian lagi kita persiapkan serta rencanakan. Pada bagian persiapan dan perencanaan itu ada motivasi hidup.

“Saya tak pernah berpikir suatu waktu, saya yang apoteker ini akan menjadi Bupati lalu Gubernur Sulawesi Tengah,” kata dia pada suatu kesempatan di Jakarta saat kali pertama terpilih menjadi Gubernur pada 2011 dikutip dari longkidjanggola.com

Ia mengisahkan saat menjadi Kepala Perwakilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah di Jakarta dikurun waktu 1984 – 1989, ia adalah sopir dan pesuruh intelek.

“Saya ini selalu jadi Sopir, almarhum Gubernur Azis Lamadjido bila ke Jakarta dan juga tukang bawa tas beliau. Bahkan saat beliau ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri Supardjo Rustam untuk menjadi Gubernur pada 1986, saya yang membawanya menghadap ke Menteri,” tutur Longki.

Sebelumnya ia hanyalah staf biasa yang diperbantukan di perwakilan karena tengah menjalani tugas belajar di Universitas Indonesia. Setelah Aziz Lamadjido dilantik sebagai Gubernur Sulteng ke-6, ia lalu kemudian diangkat menjadi Kepala Perwakilan menggantikan mendiang Rais Lamangkona.

Bagi lelaki kelahiran Palu, 11 November 1952 itu, menjalani pekerjaan dengan hati ikhlas adalah keniscayaan. Bisa jadi sebab itulah dia sangat disenangi oleh Gubernur Azis Lamadjido.

Saat bekerja di Bagian Farmasi hingga menjadi Kepala Bagian Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu, ia kerap menjadi sopir dr. Yan Kaleb, Kepala Rumah Sakit Pemerintah ini kala itu. Yan Kaleb sempat menjadi Bupati Donggale ke-8 pada 1979-1984.