wartainfo.id – Meskipun kontestasi Pilpres masih 3 tahun lagi, ada gelagat para politikus dan pejabat publik yang tengah digadang-gadang maju dalam pemilihan presiden mulai memoles diri.
Mereka mulai terlihat sibuk dalam sejumlah aktivitas elektoral, melakukan sowan ke sesama elite politik (ketua partai) berbalut safari atau misi persahabatan politik.
Demi terkesan populis, pertemuan tersebut dibaluti alasan normatif: membicarakan persoalan bangsa dan diklaim jauh dari agenda Pemilihan Presiden 2024.
Meskipun sulit untuk menampik, ada aroma kontestasi pilpres yang mulai meruap dari kongko politik dimaksud. Buktinya di saat bersamaan, elite partai lainnya berbicara soal penjajakan koalisi, soal kecocokan ideologi, yang kemudian diamplifikasi oleh berbagai media lewat analisis dan penerawangan para pengamat politik, lengkap dengan bumbu-bumbu simulasi figur capres-cawapres.
Media sosial pun tak luput menjadi medan tempur para politikus untuk menyosialisasikan diri dan program, plus dengan penampilan dan kerja militan tim sukses, para relawan, yang terus mentransmisi perkembangan kerja politik jagoan politiknya.
Di darat, wajah manis dan genit para ‘calon presiden’ itu terlihat di berbagai baliho di titik-titik strategis untuk mencuri lirikan rakyat. Tak terbendung Tampaknya, hasrat politik para politikus (di antaranya sebagai ketua partai, kepala daerah, menteri, dll) menjelang Pemilu dan Pilpres 2024 sudah diubun-ubun dan tak terbendung.
Sayangnya, semangat politik tersebut terlampau prematur dan niretis dalam konteks kesejatian politik. Di tengah laju pandemi covid-19 yang belum berhenti, keadaan masyarakat yang terus dibekap keresahan ekonomi akibat pandemi, dunia pendidikan yang ikut terdampak pandemi, yang tentu saja sangat berpengaruh bagi masa depan mutu sumber daya manusia Indonesia dalam persaingan global, rakyat justru dipertontonkan atraksi dan akrobat panggung politisi yang haus simpati publik.